Senin, 07 Juni 2010

Little Girls Lost... and Found


Setahun yang lalu, gue bertemu dengan seorang gadis yang 'hingar bingar'! Dia cuek, atau sepertinya dia tidak peduli dengan apa pun yang di sekitarnya. Sahabatnya saat itu hanya iPod dan headset bermotif zebra yang nyaris tak pernah lepas dari telinganya. Kaus v-neck putihnya cukup tipis sampai siapa pun yang berjarak 5 meter darinya bisa melihat jelas warna beha yang dipakainya. Si gadis ini rupanya suka mengkontraskan warna kaus dan 'dalamannya'. 'Oooh, tipe si pencari perhatian', 'belagak kuat padahal berdarah-darah'... Hati gue membatin. 15 tahun di dunia jurnalistik remaja dan membenamkan diri dalam pelayanan remaja membuat analisa gue cukup akurat (dans dikit sok tahu). Dengan tubuh tinggi besar, gadis yang beraura kosmopolitan ini cukup stand-out di sebuah aula yang menjadi tempat pujian penyembahan acara retreat remaja gereja gue. Sebuah pemandangan yang berbeda dari peserta dan panitia lainnya yang tampil konvensional di tempat sedingin itu. Tapi ini kan retreat. tempat paling tepat buat hati-hati yang hancur dan ketemu sama Tuhan, walaupun dari gayanya, dia sepertinya lebih cocok berada di mal premium. Gayanya yang acuh tak acuh membuat gue mengambil kesimpulan lagi kalo dia nggak bakal dapat lawatan Tuhan. Perkiraan yang sembarangan memang. Nggak disangka, saat penantangan Baptisan Roh Kudus, si gadis malah lebih dulu berkomat-kamit setelah gue doakan. Gue berharap, bersama 4 gadis muda lainnya, gadis ini menjadi anak PA gue yang berhasil, setelah dua sebelumnya tak jelas.
Singkat kata, bergumul bersama kelima orang gadis ini cukup menguras emosi dan pikiran gue. Latar belakang mereka begitu menakjubkan semua alam sadar gue. Tak menyangka, kehidupan kejam itu begitu dekatnya sama hidup gue saat ini. Dan gue pikir hidup gue sudah cukup porak poranda.... It's kinda nothing compared to theirs. Beberapa bulan pertama menjalani PA, gue mengira acara 'cuci piring' ini bakal mudah. It wasn't. At all...
Sembilan bulan berikutnya banyak drama dalam hubungan anak-ibu PA ini. Tiga orang terlihat serius membenahi hidup mereka, bahkan ada yang berani masuk pelayanan gereja gue yang terkenal tight, ada seorang yang cabut, dan seorang lagi, si gadis kosmopolitan, yang masih belum jelas mau diapain. She's nice when she wants to. She's paying attention to whatever I say, when she wants to. And She goes to church when she wants to. Sangat tidak stabil dan bikin gue, mau tak mau, cari apa maunya Tuhan dia dikasih ke gue. Doa puasa plus air mata gue jalani demi si gadis yang luka hatinya lebih dalam yang gue kira. Sepertinyaaaaa, harapan gue semakin jauh karena she's still hopeless. Meski begitu, gue coba terus untuk berdoa dan berpuasa buat dia. Biar setitik Tuhan, biarlah ada iman itu boleh tumbuh di hatinya. Dan ketika harapan gue melihat dia bisa 'bertumbuh' itu semakin pudar, something inside her start to spark...
Sebulan sebelum retreat, dia bilang mau ikut. Sebuah pernyataan bold yang terus terang awalnya gue anggap sebagai usaha penyelamatan diri supaya tidak lonely saat weekend. Tapi melihat dia berusaha keras untuk sungguh-sungguh, something's telling me kalau dia akan siap memiliki anak PA, seperti saudara-sudara PA-nya yang lain. Kalau gue aja meragukan dia, apalagi orang luar. Gue tahu banget, banyak orang yang nggak percaya sama gadis yang sangat kekanakkan dan super manja ini bisa mengambil tanggung jawab sebesar itu. Man, gue nggak tahu gimana ibu PA yang lain, tapi kalo gue seperti anak sendiri. Bedanya, mereka ga tinggal aja bareng gue. Melihat kondisi mustahil ini, lagi-lagi gue mencoba pake iman. Inilah langkah iman gue berikutnya; I dare my self to mentor her and believe in this matter! Untuk hal ini, gue mau doa puasa lagi dan lagi dan lagi buat dia. Kali ini, dia ikut serta. Puji Tuhan!
Dan hasilnya tidak buruk sama sekali. Tak seorang pun bisa menyangka dia bisa menjadi guardian yang baik buat anak-anak PA saudara2nya. terust terang, melihat sendiri bagaimana dia mendoakan, menangis, dan memberi kasih yang besar membuat gue merinding. Gosh, God worked through her. Nggak ada yang nggak mungkin dalam Tuhan!
Melihat dia melakukan hal2 rohani yang besar, sekali lagi gue men-challenge hidupnya, kasih hidup lebih lagi buat Tuhan. Meninggalkan sesuatu yang dia cintai di dunia supaya ada ruang buat Tuhan berdiam di hatinya. And again, i see God in her. Dia nggak hanya memberikan koleksi album band favoritnya yang langka, tapi juga teman-temannya yang selama ini memberikan pengaruh negatif. Gue menuliskan cerita ini, hari ini, supaya gue mengingat pekerjaan Tuhan yang mustahil dalam hidup yang serba rusak dan penuh ketidakmungkinan. Gue sangat, sangat terhormat bisa melayani dia, si gadis yang terhilang yang kini telah kembali itu. Dan kalau pun gue harus melakukan ini lagi, bersusah payah buat memulihkan hidup gadis-gadis terhilang lainnya, i would definitely do it again with all the humbleness!

dedicated to my amazing girls God put in my life: pia, oli, amel, ici.. someday you'll understand how big God using you in my life. It's an honor...

2 komentar:

AudiEvangelista mengatakan...

kak dolly masa bikin aku nangis:') AAAAAH keren banget kak! kak amel kak pia kak ici dan kak oly HARUS BACA INI! pasti mereka juga nangis:') YOURE GREAT AT WRITING! beneran bikin merinding kak...:')

Dolly mengatakan...

makasih Audy...=)